Mitos Seputar Madu Asli

Mitos Madu tidak dikerubuti semut

1. Madu asli tidak dikerubuti semut

Ini adalah mitos pertama yang paling sering kami dengar. Bahwa kalau madu itu asli, maka semut tidak suka. Benarkah? Pada awalnya kami juga mempercayai hal ini, karena saat memulai bisnis madu, kami mendapati madu yang kami jual, tidak dikerubuti semut. Kami berpikir, pernyataan itu ada benarnya juga, bahwa madu asli tidak dikerbuti semut.

Namun, seiring berjalan waktu, semut mulai berdatangan ke gudang madu kami. Memang tidak semua jenis semut. Tapi, ada semut yang mengerubuti madu kami. Kami belajar lagi, dan kami menemukan bahwa memang madu dikerubuti semut memang hanya mitos belaka. Bukti semakin kuat saat kami mengunjungi salah satu peternakan madu di Sumatera Utara. 

Di sana kami melihat sendiri sarang – sarang madu dan secara tidak sengaja kami memeras salah satu sarang madu dan madunya menetes ke lantai. Dan tak lama berselang, datang segerombolan semut mengerubuti madu yang baru menetes dari sarang tadi. Secara logika sederhana, yang disukai semut adalah manisnya bukan “gula”nya. Rasa manis itu yang mengundang semut untuk datang. Dan dalam praktek yang lain, kami juga menemukan bahwa, semut hanya mengerubuti madu sesaat, lalu dikarenakan semut tidak dapat “mengangkat” madu ke sarangnya, mereka meninggalkannya.

2. Madu Asli tidak beku di dalam kulkas

Beberapa kali kami melalukan ujicoba dengan menyimpan madu di dalam kulkas (lemari es). Ternyata memang karakter masing – masing madu berbeda. Seperti kita ketahui bersama bawa madu memiliki aroma, rasa yang berbeda, tergantung tempat, musim, lebah, serta bunga yang diambil nektarnya oleh lebah. 

Hasil dari beberapa uji coba ini, kami menemukan bahwa madu asli tidak membeku di dalam lemari es, tapi mengalami proses pengkristalan. Molekul glukosa di dalam madu mengalami proses pengkristalan. Ini adalah proses alami, proses penyimpanan madu yang baik adalah dalam suhu ruangan. Walau ada juga madu yang mengalami proses pengkristalan secara alami di suhu kamar.

Jadi, perlu diluruskan juga bahwa, madu tidak membeku, tapi mengalami pengkristalan. Jika yagn dipahami membeku itu seperti air yang dibekukan, maka madu asli tidak membeku. Sehingga mitos kedua ini, dapat dikatakan tidak berlaku juga.

3. Madu asli tidak tembus di kertas koran

Untuk mitos yang satu ini kami belum menemukan alasan yang paling tepat untuk membantahnya. Kertas memiliki pori pori, sedangkan madu sendiri memiliki kadar air yang tidak terlalu tinggi, sehingga secara fisik madu memiliki tekstur kental. Sedangkan untuk dapat menembus pori – pori kertas dibutuhkan kadar air tertentu.

Umumnya, madu memiliki kadar air berkisar antara 20 – 28 %, makin sedikit makin kental. Apa lagi madu hutan, yang berada di alam liar, sehingga sarangnya sangat terpengaruh oleh kondisi iklim lingkungan sekitar. Baik curah hujan atau kelembaban disekitar lingkungan sarang lebah. Setelah mencoba beberapa kali, kami menemukan bahwa, saat pertama – tama madu jatuh ke kertas, madu tidak serta merta meresap, tapi lambat laun, madu terserap ke kertas.
Terima kasih. Semoga bermanfaat.