Proses Pemanenan Madu Asli Hutan Sumatera

Madu Hutan Sumatera
Bagi kalian yang bertanya-tanya, kenapa madu asli dari hutan bisa mahal harganya? Simak sepenggal cerita yang kami sajikan untuk kamu yang belum mengetahui betapa berbahayanya proses pemanenannya.

Madu hutan dihasilkan oleh lebah liar jenis Apis Dorsata. Kami menyebut madu hutan Sumatera karena memang sumber madu kami berasal dari beberapa hutan di beberapa daerah di Sumatera, seperti Riau, Sumatera Barat, Jambi hingga ke Sumatera Selatan. Madu hutan liar Sumatera biasa disebut sebagai Madu Hutan Sialang, nama ini berdasarkan sebutan masyarakat lokal yang menamakan pohon besar tempat tinggal lebah Apis Dorsata sebagai pohon Sialang.

Sebelum proses pemanenan, seluruh persiapan telah disiapkan seperti pelindung tubuh bagi para petani madu hutan agar melindungi tubuh dari lebah yang ingin masuk dan dari sengatan lebah.

Pohon sialang merupakan jenis tanaman yang dilindungi secara hukum, baik Undang-undang Pemerintah maupun hukum adat. Hal ini agar kelestarian pohon, tempat bersarangnya lebah kelompok penghasil madu dapat tetap terjaga. Artinya, salah satu sumber penghasilan masyarakat desapun tetap lestasri. Pohon sialang adalah jenis pohon besar, dengan garis tengah yang bisa mencapai lebih dari 100 cm dan tingginya bisa mencapai 25 - 50 meter. 

Proses pemanenan madu di pohon sialang tidak menggunakan tangga, untuk memanjatnya para petani madu menancapkan sebatang paku di pohon tersebut untuk dijadikan tumpuan naik keatas. Dan mereka tidak memakai sepatu, namun hanya mengenakan kaos kaki berlapis-lapis. Sambil menunggu sampai ke sarang madu yang akan dipanen, petani lain dibawah pohon menyiapkan peralatan untuk memanen.

Sarang lebah ini biasanya berada di ranting-ranting pohon sialang, dan para petani harus menyusuri ranting tersebut dengan sangat hati-hati. Tak cuma itu, serangan lebah juga menjadi tantangan bagi petani saat memanen sarang ini. 

Apis Dorsata, populer dengan beberapa julukan seperti lebah raksasa / lebah hutan. Adalah lebah madu yang hidup secara liar di dalam hutan. lebah madu ini sulit dibudidayakan karena sifatnya yang gerak dan agresif. lebah-lebah membangun sarangnya di atas pohon. satu pohon sialang bisa berisi 30 hingga 100 buah sarang. setiap sarang bisa berisi sekitar 10 kg madu alami.

sekilas sarang lebah tampak menggantung dan rentan terhadap kerusakan. namun faktanya sarang lebah memiliki kekuatan yang besar, hal ini ditunjukkan oleh kemampuan sarang induk untuk menahan beratus-ratus lebah sekaligus puluhan kilogram madu didalam sarangnya. artinya sistem perekatan yang digunakan untuk menggantungkan sarang ditempat-tempat yang tinggipun memiliki tingkat kekokohan yang sempurna.